Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Wednesday, August 8, 2012

SUMBER MOTIVASI (Covert Hypnosis)


Kemarin pagi, seorang teman yang juga trainer, datang ke meja saya dan meminta saya memberikan pandangan tentang materi training yang akan dibawakannya pagi itu juga. Senang rasanya bisa menjadi referensi teman-teman dan kolega, bukan karena merasa dibutuhkan tetapi karena dengan memberikan pandangan dan arahan bagi teman-teman sejawat malah memberikan saya pandagan dan bahkan ide-ide baru. Ini lah kekuatan The more you give, the more you get.

Nah, diskusi saya dengan teman saya itu akan saya bagi disini. Mana tahu ini bermanfaat bagi Anda-pembaca, jelasnya bagi saya ini juga untuk mengisi waktu saya menunggu jemputan Si Perkasa Garuda menuju Yogyakarta.

Kembali ke percakapan antara saya dan teman saya tadi, materi yang akan ia bawakan adalah tentang profesionalisme bagi para perencana keuangan berbasis risiko. Ia meminta pendapat saya bagaimana saya memberikan materi tersebut.

Pembaca, tentu Anda sudah paham bahwa Profesional bukan hanya sebatas seberapa baik seseorang melakukan pekerjaannya tetapi lebih dari itu. Dalam era komunikasi seperti saat ini, semua berita dan informasi dapat dengan mudah dikirim dan diterima setiap orang sehingga seorang profesional tidak hanya harus memahami bidang pekerjaannya saja tetapi juga hal-hal lain yang ikut mendukung pekerjaannya sehingga ia menjadi lebih baik dari orang lain dalam profesi yang sama.

Seorang profesional sudah memulai nilai-nilai profesionalisme sebelum ia melakukan pekerjaannya. Yang pertama sekali adalah dimulai dari pikirannya. Seorang profesional harus berpikir seperti seorang profesional dan ia menyadari bahwa dirinya adalah profesional. Yang kedua, seorang profesional harus tampil dan terlihat profesional. Yang dimaksud dengan penampilan disini adalah penampilan fisiknya, dimulai bagaimana ia berpakaian sampai ia menggunakan senyumannya. Dalam tahap ini, ia juga harus memiliki kemampuan memotivasi diri sendiri.

Tahap berikutnya adalah profesional dalam tindakan. Tahapan ini adalah tahapan teknis yang membedakan sebuah profesi dengan profesi lainnya. Seorang pengacara melakukan hal yang berbeda dibandingkan seorang dokter, seorang dokter akan berbeda dengan seorang agen asuransi, dan seterusnya.

Tahapan terakhir adalah tahapan yang mungkin tidak memerlukan banyak usaha karena tahap ini merupakan hasil dari usaha-usaha Anda. Klien Anda yang akan menilai apakah Anda dapat dipercaya sebagai profesional atau tidak, dan itu terjadi dalam tahap ini.
Seorang agen asuransi bukan hanya perlu memahami produk-produk asuransi dan membuat perencanaan keuangan berbasis risiko bagi para nasabahnya, tetapi ia juga harus mampu mengkomunikasikannya dengan para kliennya.

Anda yang telah membaca tulisan saya sebelumnya tentu mengerti bahwa menjual adalah persoalan memotivasi. Setiap hari, tanpa kita sadari pun, banyak yang sudah kita jual. Artinya juga kita sudah melakukan banyak usaha untuk memotivasi. Lihatlah orang-orang disekitar kita dan jawab pertanyaan saya, apakah mereka lebih menyukai orang yang memperkuat motivasi mereka atau malah meruntuhkannya dengan curhatan negatif dan keluhan-keluhan yang mungkin Anda juga sering dengar?

Anda yang pandai membangkitkan semangat orang lain akan menjadi “magnet” bagi orang-orang itu dan bukan tidak mungkin bahwa segala kebaikan pun akan tertarik oleh magnet diri Anda.  

Dalam tulisan lalu, Anda sudah belajar bagaimana mengetahui arah motivasi orang lain dengan menanyakan kriteria dari sebuah konteks dan bertanya alasan-alasan mengapa kriteria tersebut penting baginya.

Seorang agen asuransi dapat bertanya tentang konteks-konteks yang berkaitan dengan manfaat asuransi, misalnya tentang keluarga, pendidikan anak, investasi masa depan, dan beberapa hal lainnya.

Agen: Pak Ali, apa yang Anda inginkan dari sebuah pendidikan bagi anak-anak Pak Ali?

Ali : Yang bonafid, bagus, dan berwawasan internasional (Kriteria).

Agen: Mengapa bonafid, bagus, dan berwawasan internasional, penting buat Pak Ali?

Ali : Saya ingin anak saya menjadi anak yang cerdas.

Agen: Mengapa hal itu penting bagi Pak Ali?

Ali: Supaya ia bisa menyesuaikan diri dengan kondisi sekitarnya dan dia bisa berhasil dalam hidupnya.

Agen : Mengapa hal tersbut juga penting bagi Pak Ali?

Ali : Karena saya akan merasa bangga karenanya.

Setelah agen menyanyakan kriteria, agen menanyakan alasan-alasan mengapa Ali memilih kriteria tersebut untuk mengetahui arah motivasinya. Dari tiga jawaban Ali yang terakhir, semuanya menunjukkan bahwa Ali berorientasi untuk mencapai sesuatu dan bukan sedang menghindari sesuatu. Dalam konteks ini, arah motivasi Ali adalah MENDEKATI dan motivasi yang seharusnya diberikan agen juga yang sejalan dengan arah motivasinya.
“Pak Ali, ketika Pak Ali memiliki asuransi ini, Pak Ali sedang memastikan tujuan-tujuan Pak Ali akan tercapai. Jaminan biaya pendidikan yang memastikan anak Pak Ali bersekolah di tempat yang bonafid, bagus, dan berwawasan internasional, yang akan membuat anak Pak Ali cerdas dan mampu menyesuaikan dirinya dengan segala kondisi yang ada sehingga keberhasilan demi keberhasilan dicapai anak Pak Ali dan saat itulah kebanggaan yang luar biasa Pak Ali rasakan.”

“Pak Ali, ketika Pak Ali memiliki asuransi ini, Pak Ali akan terhindar dari bencana-bencana keuangan yang tidak terduga ketika Pak Ali tidak ada dan hilanglah kepastian pendidikan anak Pak Ali. Saat itu Pak Ali kehilangan kebanggaan yang diidam-idamkan.”

Perhatikan dua kalimat di atas. Jika Anda adalah Pak Ali, kalimat mana yang akan memotivasi Anda? Ya, saya setuju Anda menjawab kalimat pertama karena kalimat tersebut berorientasi MENDEKATI pada tujuan sedangkan kalimat ke dua MENJAUHI hal-hal yang akan menggagalkannya. Saat pikiran nasabah dipenuhi hal-hal yang MENDEKATI, pikiran akan menjadi bingung jika Anda memotivasinya dengan MENJAUHI.

Saat ini yang perlu ia dengarkan dari Anda adalah Anda memiliki pikiran yang selaras dengan calon nasabah Anda. Setelah merasa bahwa Anda memiliki pikiran yang sama dengan calon nasabah Anda, tanpa ia sadari Anda dapat dengan mudah mengarahkan pikirannya pada pikiran Anda. Ini yang dinamakan Covert Hypnosis atau Hipnosis Terselubung.

Mengetahui Arah Motivasinya saja belum cukup, maka dari itu biarkan saya memberi Anda satu hal lagi yang penting untuk melengkapi proses memotivasi calon nasabah Anda yaitu dengan mengetahui SUMBER MOTIVASI nya.

Ada orang-orang yang termotivasi karena dirinya sendiri dan lainnya termotivasi karena orang lain atau sumber daya diluar dirinya. Orang yang termotivasi oleh dirinya sendiri kita sebut INTERNAL dan sebaliknya kita menyebut orang yang termotivasi dengan sumberdaya diluar dirinya sebagai EKSTERNAL.

Bertanyalah pada Pak Ali pertanyaan ini, dan Anda akan mendapatinya Internal atau Eksternal;

“Pak Ali, bagaimana Pak Ali tahu bahwa Pak Ali sudah melakukan pekerjaan Pak Ali dengan benar?”

Pak Ali adalah Internal jika ia menjawab, “Saya tahu saya sudah melakukannya dengan baik jika saya puas dengan pekerjaan saya.”

Lihatlah jawaban itu, Pak Ali berorientasi pada dirinya sendiri dengan mengatakan saya puas. Bandingkan dengan yang berikut ini;

“Saya tahu ketika atasan saya mengatakan hal tersebut dan tentu ketika saya dapat melihat ia tersenyum setelah mengevaluasi pekerjaan saya.”

Jawaban diatas berorientasi pada orang lain yaitu atasan Pak Ali. Jawaban ini memberitahu kita bahwa Pak Ali adalah Eksternal dalam konteks ini.

Sebagai agen asuransi, Anda harus mencari konteks lain untuk memastikan bahwa Pak Ali dalam banyak konteks adalah Eksternal. Karena asuransi jiwa dekat dengan konteks keluarga, Anda dapat bertanya, “Bagaimana Pak Ali tahu bahwa Pak Ali sudah melakukan yang terbaik bagi keluarga Pak Ali?”

Dan sekarang tebak, jika Pak Ali menjawab,

“Saya tahu karena saya memiliki perencanaan dan jika sudah sesuai dengan yang saya rencanakan, saya yakin itulah yang terbaik yang saya lakukan.”

Apakah Pak Ali Internal atau Eksternal?.... Ya saya setuju INTERNAL.

Jika Pak Ali menjawab,

“Jika anak saya tidak protes dengan yang saya berikan, itu artinya saya sudah melakukannya.”

Pak Ali adalah Eksternal.

Setelah mengetahui apa SUMBER MOTIVASInya, Anda dapat menambahkan kalimat motivasi pertama yaitu tentang ARAH MOTIVASI dengan kalimat motivasi tentang SUMBER MOTIVASI yang sudah disesuaikan dengan kondisi.

Demikianlah salah satu hal yang harus kita ketahui tentang profesionalisme, yaitu tahu dan terampil cara mengkomunikasikan ide-ide yang kita jual atau berikan pada klien kita. Semoga bermanfaat dan sukses selalu bagi Anda para pembaca yang terhormat.